Saya tahu manusia tak ada yang sempurna. Bahkan jika menengok sejarah manusia pertama yang diciptakan oleh Tuhan, Adam dan Hawa, mereka berdua melakukan kesalahan besar yang mengakibatkan keturunannya harus menjalankan kehidupan di Bumi. Bisa dibayangkan apabila Adam dan Hawa, nenek moyang manusia tidak melakukan demikian. Keturunannya kekal hidup di surga. Tempat yang digambarkan sangat indah. Kita bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan tanpa bersusah payah. Sangat menyenangkan.
Pernah waktu kecil saya dan teman-teman membahas soal keindahan surga. Tentunya anak kecil dengan sifat polosnya. Kami membayangkan surga seperti yang diceritakan oleh guru spiritual kami di sekolah. Seperti para lelaki akan dikelilingi oleh bidadari dan kita akan menemukan sesuatu yang tidak ditemukan di dunia. Di akhir cerita, guru mengatakan hanya orang-orang tertentu yang akan menempati surga. Merekalah orang-orang yang menjalankan perintah dan meninggalkan larangan dari Tuhan. Dengan hati tulus, saya mohon maaf apabila diantara pembaca ada yang tidak mempercayai adanya surga.
Secara pribadi, saya mengaku tidak terlalu banyak mengetahui tentang ilmu dan pengetahuan. Apalagi tentang ilmu dan pengetahuan tentang agama. Bidang yang lain juga. Bahkan saya tidak pernah menjuarai di kelas selama sekolah. Layaknya tulisan ini kurang menarik untuk dibaca karena penulis memang tidak punya banyak ilmu dan pengetahuan yang dibagikan. Tulisan ini dibuat saat saya sedang mempunyai tugas menyelesaikan skripsi. Saya sempatkan menulis---lebih tepatnya curhat, lewat tulisan ini.
Pernah waktu kecil saya dan teman-teman membahas soal keindahan surga. Tentunya anak kecil dengan sifat polosnya. Kami membayangkan surga seperti yang diceritakan oleh guru spiritual kami di sekolah. Seperti para lelaki akan dikelilingi oleh bidadari dan kita akan menemukan sesuatu yang tidak ditemukan di dunia. Di akhir cerita, guru mengatakan hanya orang-orang tertentu yang akan menempati surga. Merekalah orang-orang yang menjalankan perintah dan meninggalkan larangan dari Tuhan. Dengan hati tulus, saya mohon maaf apabila diantara pembaca ada yang tidak mempercayai adanya surga.
Secara pribadi, saya mengaku tidak terlalu banyak mengetahui tentang ilmu dan pengetahuan. Apalagi tentang ilmu dan pengetahuan tentang agama. Bidang yang lain juga. Bahkan saya tidak pernah menjuarai di kelas selama sekolah. Layaknya tulisan ini kurang menarik untuk dibaca karena penulis memang tidak punya banyak ilmu dan pengetahuan yang dibagikan. Tulisan ini dibuat saat saya sedang mempunyai tugas menyelesaikan skripsi. Saya sempatkan menulis---lebih tepatnya curhat, lewat tulisan ini.
Saya mengalami kesulitan dalam melanjutkan menulis skripsi. Saya mempunyai dosen pembimbing yang terkenal jor-joran. Maksud jor-joran adalah, saya merasa kurang dibimbing. Tulisan saya di skripsi tidak pernah dicorat-coret untuk direvisi. Sampai sekarang---saya selesai penelitian, saya kesulitan dalam menyelesaikan Bab IV. Bingung dan tak tahu harus bagaimana. Dosen pembimbing yang dari awal sudah menyarankan saya untuk konsultasi dengan dosen yang lain.
Alasannya, dosen pembimbing saya kurang menguasai judul skripsi yang saya ambil. Saya sudah konsultasi dengan dua dosen yang lain. Hasilnya, masing-masing dosen mempunyai jawaban yang berbeda-beda. Satu dosen mengatakan judul tidak cocok, satu dosen lain mengatakan cocok. Setelah itu, saya bingung. Sedangkan dosen pembimbing yang sudah menerima Surat Keputusan dari dekanat mengatakan kepada saya kalau saya harus cepat mengambil keputusan. Saya mengambil keputusan untuk melanjutkan judul skripsi yang telah aku ajukan. Dosen pembimbing saya menerimanya. Hasilnya, saya dibebaskan untuk menentukan rencana penelitian.
Nyata!
Proposal skripsi saya tidak ada yang direvisi. Dosen pembimbing saya hanya menanyakan beberapa hal tentang rencana penelitian. Seperti variabel penelitian, metode penelitian, dan instrumen penelitian. Setelah saya jelaskan semuanya yang ada pada tumpukan kertas HVS ukuran A4, dosen pembimbing saya menerima penjelasan tanpa ada yang direvisi. Akhirnya saya diizinkan untuk penelitian.
Selama penelitian, saya melakukan tahap demi tahap penelitian yang tertulis di Bab III. Saya anggap apa yang sudah saya tulis dalam Bab III adalah benar. Tapi setelah selesai penelitian, saya menemukan kejanggalan. Saya sulit untuk menganalisis data. Saya baca buku yang dulu pernah saya baca, tentang teknik analisi data. ternyata benar, saya salah dalam menggunakan teknik analisis data seperti yang tertulis di Bab III. Maka saya merevisi sendiri apa yang menurut saya salah dengan apa yang menurut saya benar---di Bab III. Sampai sekarang saya masih merasa bingung dan selalu menemukan beberapa kesulitan.
Saya mengalami hal tersebut ternyata berdampak pada banyak hal. Contohnya saya selalu tidak fokus saat beribadah---shalat. Saya selalu kepikiran. Sapa pun sering tidak nyambung saat sedang mengobrol. Karena saya selalu memikirkannya.
Saya menyadari saya orang yang pasif. Seharusnya saya berkonsultasi dengan orang yang lebih mengerti. Tapi dalam hati, saya pantang melakukan. Saya ingin mencari sesuatu dengan sendiri. Ini termasuk karakter, sepertinya. Oh, sebenarnya saya malas melakukan.
Saya mengerti, jika masalah tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit karena membutuhkan pikiran yang ekstra dan mendalami tentang apa yang saya tulis dalam skripsi. Saya ingin memecahkan masalah itu sendiri. Maksud saya dengan dosen pembimbing. Dari hati paling dalam, saya ingin sekali berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Tapi balik lagi, saya punya traumatik dengan dosen pembimbing yang terkesan jor-joran. Sudah 2 minggu lebih saya berkutik pada menganalisis data yang akan ditulus di Bab IV. Saya belum punya rencana harus bagaimana besok--besoknya lagi---dan besoknya lagi selain saya harus memikirkan dan menyelesaikan Bab IV.
Mungkin bagi pembaca ini adalah masalah yang sangat mudah diselesaikan dengan melakukan beberapa solusi. Sekarang itu! Ya, saya sedang mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya curhat lewat tulisan ini. Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini.
Mungkin saja, dengan cara yang seperti ini, dengan mudah saya menemukan beberapa ide. Saya pernah membaca artikel di internet, dengan bisa menulis tentang kejadian masa lampau, maka akan bisa menemukan dimana letak kejanggalan dari permasalahan. Memang sih, selama saya menulis ini, saya mengingat-ingat dan memikirkan apa penyebab dari munculnya masalah yang sedang dirasakan.
Dalam hal seperti ini, saya menemukan seperti saya telah membuat kesalahan besar yang tetap melanjutkan dengan judul skripsi saya. Judul yang tidak sesuai dengan bidang kajian dari dosen pembimbing. Dampaknya, seperti Adam dan Hawa, saya terjerumus ke dalam situasi yang tidak menyenangkan. Seharusnya saya mengikuti pendapat dosen yang mengatakan judul skripsi saya tidak cocok. Mungkin kata tidak cocok disini adalah tidak cocok apabila yang menjadi dosen pembimbing-nya adalah dosen pembimbing yang sudah mendapat Surat Keputusan untuk membimbing skripsi saya.
Disinilah saya merasa sebagai manusia yang tidak sempurna. Oh maksudnya, memang dari dulu saya manusia yang tidak sempurna. Tetapi saya merasa beruntung dilahirkan oleh Tuhan menjadi makhluk yang sempurna daripada ciptaan lainnya.
Yang menjadi pertanyaannya adalah : sebenarnya kita, manusia, termasuk Adam dan Hawa, hidupnya dijalankan sepenuhnya oleh diri sendiri dari insting dan perasaannya sebagai manusia atau hanya takdir Tuhan yang menaruhnya ke dalam sistem kehidupan manusia-manusia di dunia?
Nyata!
Proposal skripsi saya tidak ada yang direvisi. Dosen pembimbing saya hanya menanyakan beberapa hal tentang rencana penelitian. Seperti variabel penelitian, metode penelitian, dan instrumen penelitian. Setelah saya jelaskan semuanya yang ada pada tumpukan kertas HVS ukuran A4, dosen pembimbing saya menerima penjelasan tanpa ada yang direvisi. Akhirnya saya diizinkan untuk penelitian.
Selama penelitian, saya melakukan tahap demi tahap penelitian yang tertulis di Bab III. Saya anggap apa yang sudah saya tulis dalam Bab III adalah benar. Tapi setelah selesai penelitian, saya menemukan kejanggalan. Saya sulit untuk menganalisis data. Saya baca buku yang dulu pernah saya baca, tentang teknik analisi data. ternyata benar, saya salah dalam menggunakan teknik analisis data seperti yang tertulis di Bab III. Maka saya merevisi sendiri apa yang menurut saya salah dengan apa yang menurut saya benar---di Bab III. Sampai sekarang saya masih merasa bingung dan selalu menemukan beberapa kesulitan.
Saya mengalami hal tersebut ternyata berdampak pada banyak hal. Contohnya saya selalu tidak fokus saat beribadah---shalat. Saya selalu kepikiran. Sapa pun sering tidak nyambung saat sedang mengobrol. Karena saya selalu memikirkannya.
Saya menyadari saya orang yang pasif. Seharusnya saya berkonsultasi dengan orang yang lebih mengerti. Tapi dalam hati, saya pantang melakukan. Saya ingin mencari sesuatu dengan sendiri. Ini termasuk karakter, sepertinya. Oh, sebenarnya saya malas melakukan.
Saya mengerti, jika masalah tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit karena membutuhkan pikiran yang ekstra dan mendalami tentang apa yang saya tulis dalam skripsi. Saya ingin memecahkan masalah itu sendiri. Maksud saya dengan dosen pembimbing. Dari hati paling dalam, saya ingin sekali berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Tapi balik lagi, saya punya traumatik dengan dosen pembimbing yang terkesan jor-joran. Sudah 2 minggu lebih saya berkutik pada menganalisis data yang akan ditulus di Bab IV. Saya belum punya rencana harus bagaimana besok--besoknya lagi---dan besoknya lagi selain saya harus memikirkan dan menyelesaikan Bab IV.
Mungkin bagi pembaca ini adalah masalah yang sangat mudah diselesaikan dengan melakukan beberapa solusi. Sekarang itu! Ya, saya sedang mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya curhat lewat tulisan ini. Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini.
Mungkin saja, dengan cara yang seperti ini, dengan mudah saya menemukan beberapa ide. Saya pernah membaca artikel di internet, dengan bisa menulis tentang kejadian masa lampau, maka akan bisa menemukan dimana letak kejanggalan dari permasalahan. Memang sih, selama saya menulis ini, saya mengingat-ingat dan memikirkan apa penyebab dari munculnya masalah yang sedang dirasakan.
Dalam hal seperti ini, saya menemukan seperti saya telah membuat kesalahan besar yang tetap melanjutkan dengan judul skripsi saya. Judul yang tidak sesuai dengan bidang kajian dari dosen pembimbing. Dampaknya, seperti Adam dan Hawa, saya terjerumus ke dalam situasi yang tidak menyenangkan. Seharusnya saya mengikuti pendapat dosen yang mengatakan judul skripsi saya tidak cocok. Mungkin kata tidak cocok disini adalah tidak cocok apabila yang menjadi dosen pembimbing-nya adalah dosen pembimbing yang sudah mendapat Surat Keputusan untuk membimbing skripsi saya.
Disinilah saya merasa sebagai manusia yang tidak sempurna. Oh maksudnya, memang dari dulu saya manusia yang tidak sempurna. Tetapi saya merasa beruntung dilahirkan oleh Tuhan menjadi makhluk yang sempurna daripada ciptaan lainnya.
Yang menjadi pertanyaannya adalah : sebenarnya kita, manusia, termasuk Adam dan Hawa, hidupnya dijalankan sepenuhnya oleh diri sendiri dari insting dan perasaannya sebagai manusia atau hanya takdir Tuhan yang menaruhnya ke dalam sistem kehidupan manusia-manusia di dunia?