Seperti kebanyakan anak laki-laki lainnya, saat saya masih kecil berumur 4 tahun sudah bermain-main dengan mainan bola. Saat dimana belum pada tahap menyukai permainan olahraga yang menggunakan bola, tetapi orang tua sudah mengenalkan mainan berbentuk bundar tersebut. Entah untuk dilempar-lempar atau ditendang-tendang.
Sepak bola salah satu cabang olahraga yang memanfaatkan benda berbentuk bundar. Masuk ke tahap Sekolah Dasar, kepopuleran olahraga sepak bola menjadikan guru olahraga lebih dulu mengenalkan permainan sepak bola dibandingkan permainan basket, voli, atau sepak takraw.
Sejak kecil, tahun 2002-an, kecanduan menonton pertandingan sepak bola dimulai. Berawal dari rumah yang selalu rame di setiap ada pertandingan sepak bola di TV. Setiap ada pertandingan, teman-teman bapak selalu berkunjung ke rumah untuk menonton Liga Italia. Memang pada masa itu, TV adalah barang langka di lingkungan rumah. Pada masa itu pula Liga Italia – Serie A adalah liga paling populer dibandingkan Liga Inggris, Liga Jerman, apalagi Liga Spanyol.
Kepopuleran Liga Italia membuat tim Juventus menjadi tim yang paling ditunggu-tunggu pertandingannya. Bisa dibilang Juventus adalah tim sepak bola favorit pertama saya. Berawal dari mengenal pemain macam Alessandro Del Piero, Birindelli, Lilian Thuram, Igor Tudor, David Trezeguet, bahkan pelatihnya waktu itu : Marcello Lippi.
Skuad Juventus |
Sampailah waktunya bulan puasa di bulan Oktober/November. Setiap jam 3 pagi selalu dibangunkan untuk sahur. Setiap sahur selalu nyambi nonton match UEFA Champion League. Dari sana mulai mengenal tim Real Madrid, Bayern Munchen, Arsenal, dan Manchester United. Mulai mengenal pemain-pemain seperti kiper legenda Jerman : Oliver Kahn, pemain Real Madrid : Raul Gonzales, dan pemain idola pertama karena tendangannya dan kegantengannya : David Beckham.
David Beckham |
Mengenalnya tim-tim dari Liga Eropa lain membuat pilihan tim saat main Playstasion 1 lebih bervariasi. Tidak selalu menggunakan tim jagoan yang waktu itu Juventus. Seperti memilih Manchester United karena ada David Beckham, tetapi lebih sering menggunakan tim Real Madrid, yang waktu itu tendangan bebas dari Roberto Carlos menjadi favorit. Walaupun main PS menggunakan tim yang ganti-ganti, waktu itu mengakui sebagai fans Juventus. Alasannya karena jumlah scudetto-nya lebih banyak dari tim Italia lainnya.
Sekitar tahun 2006-2007, Liga Italia – Serie A sudah mulai malas ditonton. Secara pribadi, alasannya karena Juventus terkena skandal calciopoli dan dampaknya degradasi ke Serie B. Walau sebelumnya menjadi juara Serie A. Paling menyedihkan pada waktu itu adalah Juventus ditinggal sang pelatih : Fabio Capello, dan striker : Ibrahimovic. Nama-nama legenda seperti Alessandro Del Piero, Pavel Nedved, Camoranesi, Gianlugi Buffon, sampai David Trezeguet masih bertahan. Karena Juventus di Serie B, maka, TV lokal tidak ada yang menyiarkan pertandingan Serie B. Akhirnya, lebih sering menonton pertandingan Liga Inggris.
Manchester United yang menjadi favorit di Liga Inggris sudah ditinggal David Beckham ke Real Madrid, tapi punya pemain pengganti bernomor punggung 7, Cristiano Ronaldo. Setiap bermain PS mulai sering menggunakan Manchester United. Dari sana awal mula menyukai Manchester United secara tim. Terkadang begadang untuk nonton Manchester United bermain di UCL. Pada waktu itu, saya mengira rival abadi Manchester United adalah Chelsea. Karena setiap pertandingan Manchester United dan Chelsea sering terjadi keributan antar pemain. Ternyata rival abadi Manchester United adalah Liverpool.
On This Day, 21 Mei 2008, final UCL anatara Manchester United vs Chelsea. Masih ingat, itu adalah final UCL pertama yang saya tonton saat SMP. Seperti biasa, pertandingan Manchester United vs Chelsea sempat ada ributnya. Antara Drogba dan Teves ribut yang menyebabkan Drogba dikartu merah pada saat extra time. Pertandingan dilanjutkan adu pinalti. Saat Ronaldo gagal eksekusi, saya sempat pesimis, bahwa Chelsea yang akan menjadi juara. Tetapi tendangan John Terry juga meleset. Hingga akhirnya, tendangan dari Anelka menjadikan Manchester United menjadi juara UCL. Bahagia, senang, luar biasa, bisa menonton tim yang difavoritkan menjadi juara.
Final UCL 2008 |
Masuk SMA, dunia sepak bola seperti tidak terlalu menarik. Bahkan saat kelas X, teman-teman satu kelas saya lebih banyak yang menyukai olahraga voli. Mereka menganggap menyukai sepak bola adalah sesuatu yang mainstream. Sampai ekstrakurikuler sepak bola tidak ada yang mengikuti. Pelajaran olahraga pun didominasi bermain voli walau ada beberapa teman yang bermain sepak bola. Esktrakurikuler cabang olahraga voli dan basket yang paling banyak peminat. Saya masuk tim basket. Pada waktu itu, hobi menonton sepak bola mulai sedikit turun.
Kelas XI mulai bertemu teman-teman yang punya hobi menonton sepak bola. Mulai banyak membicarakan pertandingan dan pemain-pemain. Pada waktu itu, saya menyukai Juventus dan Manchester United. Diantara teman-teman, tidak ada yang terlalu fanatik dengan satu tim. Teman-teman dan termasuk saya pada waktu itu masih pada level menyukai suatu tim untuk dimainkannya ke dalam game virtual.
Masuk kuliah, di tahun 2011, bertemu teman-teman kos yang sangat fanatik dengan satu tim. Teman-teman menganggap, mereka yang menyukai lebih dari satu tim adalah bukan fan sejati atau disebut glory hunter. Akhirnya, seiring berjalannya waktu, membaca tentang kejayaan, keterpurkan, pemain dan pelatih legenda dari Manchester United membuat saya menyukai Manchester United. Perasaan untuk mendukung Juventus mulai menghilang.
Manchester United 2014/2015 |
Walau seorang fans layar kaca, tetapi menyukai Manchester United seperti saya memeluk agama. Saya beragama Islam, dan saya belum pernah ke tanah suci, Mekkah, Arab Saudi. Saya di Indonesia mempelajari ajaran-ajaran yang ada di agama Islam. Mempercayai dan berlindung kepada agama. Begitu pula dengan mengatakan bahwa saya adalah pendukung Manchester United. Saya belum pernah ke Old Trafrod, Manchester, Inggris. Tetapi saya mulai mengetahui sejarah klub, para legenda, masa kelam, masa kejayaan dari klub. Sebagai seorang yang menyukai olahraga sepak bola, saya berdiri dibawah klub Manchester United. Saya mempercayai kejayaan Manchester United yang pernah ada di tahun 1999 akan diulang oleh Manchester United di tahun-tahun mendatang.
Mulai musim 2013/2014, kebanyakan fans layar kaca merasa kecewa. MNC group tidak lagi membeli hak siar BPL karena tarif hak siar BPL naik sangat tinggi. Seperti ini tidak banyak pertandingan Liga Inggris di malam minggu atau malam senin. Walau begitu, fans layar kaca bisa menonton lewat TV berbayar atau via streaming. Akan tetapi langsung muncul kabar, bahwa FA akan blokir web yang menyediakan streaming gratis dengan alasan menghormati stasiun TV yang membeli hak siar BPL. Tapi nyatanya sampai sekarang masih banyak web yang menyediakan streaming gratis. Fans layar kaca yang tidak berlangganan TV kabel pun belum khawatir. Termasuk saya. Setiap Manchester United tidak ditayangkan di TV lokal, maka jalan satu-satunya adalah datang acara nobar atau streamingan. Walaupun harus keluar biaya untuk membeli paket internet yang kekauatan sinyalnya kuat dan kuota minimal 600 MB setiap pertandingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar